Hilang Arah

2 Maret 2010

Ditengah kesunyian dan segenap kehampaan diri, ku mulai berkaca pada ruang hati ku yang terdalam. Penuh sesak dan hilang arah, telah kucoba mencari persinggahan makna tuk hilangkan segenap penat yang mengusik kesepian hati dan jiwaku. Terus melangkah dan kucoba menepis segala beban dalam hidupku, namun tiada yang ku dapat. Tak seorang pun kutemukan tuk dapat sekedar membagi rasa pedih dalam alunan keteduhanku.


Terlalu banyak beban dihati ini, namun kucoba menutupnya dengan gelak tawaku. Banyak orang tak mengerti apa yang sesungguhnya kurasakan. Ku hanya dapat bertahan diatas segala tumpuan ini, namun ketika segala tumpuan itu hancur, dan tergantikan oleh kokohnya tumpuan baru yang dapat mengangkat segala beban ini, mungkin diri ini kan lebih kuat bertahan. Ku inginkan tempat tuk berbagi, bercerita akan segala kegundahan ini, namun ku berjalan ke segala penjuru arah, tak jua ku temukan persinggahan tuk sekedar berbagi rasa.

Saat ini kucoba menjalani langkahku dengan lebih bijak dan dewasa. Aku mencoba menerima segalanya. Bahkan ku sendiri tak dapat memilih jalan hidup yang sesungguhnya kuinginkan. Aku hanya dapat bertahan, tanpa tahu apakah ini yang sesungguhnya kudambakan selama ini. Ketika banyak sosok dalam hidupku mulai mengharapkan dan menjatuhkan beban berat ini, aku hanya dapat terdiam dan membisu, mencoba menjalankan segalanya seperti apa yang mereka inginkan, tanpa mereka pernah tahu apakah aku menginginkannya atau bahagia kah aku jika menjalankannya.

Mereka semua hanya tahu jika aku hanya lah seorang gadis yang selalu tertawa penuh canda, penuh kesempurnaan hidup, dan tak pernah mengalami segenap kesulitan. Namun aku hanya manusia biasa yang tak berdaya, terkadang ku gunakan segenap cara agar orang tak melihatku sebagai sosok yang lemah. Terkadang gelak tawaku adalah kesedihanku, terkadang senyum manisku adalah air mataku, dan terkadang pula tatapan bahagiaku adalah segenap penyesalanku.

(24 Maret 2009)

0 komentar: